Situs Sejarah Banyuwangi :
Bangunan Inggrisan, Banyuwangi
By: Ann, Ujus, Memet, Tasya, Novi
By: Ann, Ujus, Memet, Tasya, Novi
- Profil Bangunan Bersejarah “Inggrisan”
- 1. Luas Bangunan kurang lebih ½ Ha
- 2. Lokasi di tengah kota Banyuwangi, Jl. Diponegoro No. 05 Banyuwangi
- 3. Fungsi sebagai tempat tinggal (Asrama) anggota KODIM yang masih aktif sebanyak 22 KK (Kepala Keluarga)
- 4. Tahun Pembangunan 1736-1757
- Sejarah Terbentuknya Inggrisan
Inggrisan dibangun oleh rakyat Blambangan
pada tahun 1736-1757 saat masa kekuasaan Pangeran
Danuningrat (Raja
ke 2 Blambangan). Raja Danuningrat adalah kakak kandung dari Agung Wilis. Pada
masa itu Inggrisan digunakan sebagai penginapan saudagar Inggris.
Awalnya, bangunan “Inggrisan” itu
bukanlah bernama Inggrisan, melainkan Lodge
yang berarti penginapan. Maka,
Taman Blambangan yang berada di depan bangunan Inggrisan masa dulu bernama
Tegal Lodge yang berarti ladang yang berada di depan penginapan.
Tahun 1757 Lodge selesai dibangun, 6 tahun
kemudian tepatnya tahun
1763
Inggris datang
untuk menjajah tanah Blambangan. Selama 4 tahun Banyuwangi dalam keadaan tidak
aman, setelah itu pada tahun 1767 Belanda datang keBanyualit.
- Belanda Masuk ke Blambangan
Pada tahun 1967 Belanda datang ke
Banyualit ( Dekat pelabuhan Gintangan,
dekat kecamatan Rogojampi). Sedangkan
Bangsa Inggris berada di Tirtoganda. Namun demikian, kedua bangsa yang besar
tersebut tidak sampai terjadi perseteruan yang melibatkan kekuatan militer
karena bangsa Inggris lebih lama berada di Tirtoganda, otomatis bangsa Inggris
lebih akrab dengan rakyat Blambangan.
Belanda memperebutkan wilayah
blambangan yang dibagi menjadi 2 wilayah .
Yaitu Barat dan Timur, blambangan sebelah timur meliputi wilayah Jember,
Kampung Mandiku, Ambulu dan wilayah barat meliputi Jember, Lumajang, Situbondo
dan Bondowoso.
Setelah Belanda datang tahun 1967 merebutkan
suatu wilayah Blambangan pusat (kota) diperebutkan rempah rempahnya oleh kedua
bangsa antara Belanda dengan Inggris. Otomatis Inggris yang menang karena lebih
akrab dengan rakyat Tirtoganda.
Tahun 1811 Sir
Thomas
Raffles mengutus salah satu staffnya
yang bernama Robert
Gakensi untuk pergi ke Blambangan guna melihat
realisasi Peter Lussac yang ingin
melumpuhkan bumi Blambangan dari Tirtogondo menjadi
Kadipaten.
Tahun 1811 Tirtoganda berubah menjadi Kadipaten,
Peter
Lussac (bangsawan Belanda) yang ingin
meralisasikan perubahan nama itu didampingi oleh
Robert Gakensi.
Tahun itu juga telah diadakan London
Converention (Konferensi London) . Isi
Konferensi London :
“Inggris
bertukar wilayah jajahan bersama Belanda, Belanda mendapatkan wilayah
Blambangan, sedangkan Inggris mendapatkan wilayah Singapura dan Malaka.”
Otomatis sejak itu,
berangsur-angsur awalnya Inggrisan
tersebut berupa penginapan lalu Inggrisan di ubah menjadi sebuah markas yang sudah mengarah menjadi sebuah
tempat militer pada jaman Belanda.
Sebelum tahun 1942 Inggrisan
pernah dijadikan markas oleh bangsa Jepang yang bernama Kanpetai. Kanpetai
adalah polisi rahasia Jepang.
Setelah kompleks Inggrisan sudah berada di
tangan Banyuwangi, sekarang kompleks tersebut sudah dialih fungsikan menjadi
Asrama Kodim.Selain menjadi Asrama Kodim Inggrisan juga dijadikan sebagai Cagar
Budaya.
Cagar budaya yang perlu dilin-dungi ini tampak tak terawat. Sedangkan Kodim telah melarang penghuni kompleks Inggrisan untuk merubah sedikitpun struktur bangunan asli dan bersama-sama menjaga keindahan dari Inggrisan.
Tetapi yang terlihat sekarang, bangunan itu tampak tak terawat, yang di tempati oleh TNI AD terlihat kumuh. Tembok dicorat-coret tanpa ada maksud, atap berlubang, dan masih banyak lagi tempat yang terlihat memprihatinkan.
Inggrisan Dari Tahun ke Tahun
•Pada tahun 1763 - 1811
digunakan sebagai Lodge(penginapan) untuk saudagar Inggris yang
datang ke Bumi Blambangan.
•Pada tahun 1811 dikuasai oleh Belanda
sebagai asrama Perwira.
•Pada tahun 1942 dikuasai Jepang
sebagai markas Kanpetai.
•Tahun 1945 – 1949 digunakan
sebagai asrama Batalion Macan Putih, kemudian tahun 1949 – sekarang
digunakan sebagai asrama Batalion 510.
•Tahun 2009, Pemkab Banyuwangi
memberitahukan bahwa tahun ini dicanangkan sebagai tahun Pariwisata dan
Inggrisan akan dijadikan sebagai salah satu cagar budaya di Banyuwangi.
•Kini, daerah ini sering disebut Kampung
Inggris atau Inggrisan karena pernah didiami oleh Warga Negara Inggris. Dan
sekarang ditinggali oleh orang – orang yang aktif di KODIM kurang lebih
sebanyak 22 KK.
mbak mau tanya,
BalasHapuskalo mau cari data valid mengenai sejarah dan data-data lainnya mengenai inggrisan dimana ya?
saya bingung karena data yang saya temukan selalu berbeda-beda
terima kasih sebelumnya.